Thursday, August 24, 2006

aku

Kamu pasti tau dong asep rokok

Sekarang Aku Tanya apa manfaatnya asep rokok

Ngga ada …

Cuman bisa bikin sesak napas

Sementara Aku merasakan nikmat waktu menghisapnya

Itulah Aku …

Dihembuskan bergulung2

Lalu perlahan memudar…

Itulah Aku...

Kamu bakalan pusing ... bingung sebingung2nya kalo

Kamu ngikutin Aku...

Aku itu...

Ngga ada baik2nya...

Ngga ada manfaatnya

Kecuali buat diriku sendiri

Coba kamu perhatiin asep rokok ?

Apa berpola ?

Ngga...

Semaunya...sesuai dengan hembusan nafas

Sesuai tiupan angin...

Satu lagi...

Apa bisa asep rokok itu dibentuk ?

Sampe kiamat ke-7 juga mustahil...

Bisa sih ..tapi hanya diawal...

Dibuat buletan tebel lalu...

Sehabis itu ..memudar... hilang...

Makanya...kalo kamu menuntut banyak tentang Aku...

Lebih baik lupakan saja…

Aku seperti kaca yg sudah jatuh…berantakan…

Apa ada yg bisa menyatukan lagi ?

Membuatnya sempurna seperti sebelum jatuh ?

Tidak ada ...

Direkatkan dengan lem super merk apapun...

Tetap akan terlihat jalur retakkannya...

Kecuali...

Dilebur untuk dicetak ulang...

Atau mereplay… biar kaca itu ngga jatuh

Tapi semua sudah terlambat...

Aku itu kaca yg terjatuh...berantakan

Aku udah cape...kamu tau itu...

Semenjak pertama jg Aku udah bilang…

Aku ngga bisa…




bekasi, (lupa tanggal buatnya...)

by me

Iseng aja...

MANDALAWANGI - PANGRANGO


Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang-jurangmu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

"hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya "tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
'terimalah dan hadapilah

dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu

aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup

Jakarta 19-7-1966

Soe Hok Gie